ALAT PENANGKAPAN IKAN DENGAN SERO
SERO
Sero adalah perangkap yang biasanya terdiri dari susunan pagar-pagar yang akan menuntun ikan-ikan menuju perangkap. Sero juga disebut banjang, bila, belat, seroh, kelong.
Konstruksi
Pada prinsipnya alat tangkap ini terdiri 4 bagian penting yang masing-masing disebut : penajo (main fence), sayap (wing), badan (body), dan bunuhan (crib).
Badan tersebut terdiri dari kamar-kamar (chamber). Banyaknya kamar-kamar bervariasi, tergantung dari ukuran sero. Untuk sero kecil umumnya terdiri 1-2 kamar, untuk ukuran sedang 3 kamar dan untuk sero besar 4 kamar.
Penajo ada yang menyebutnya lidah (Air tembaga, Muna-Buton), pani tengah (Sulawesi Tengah) dan terakhir ada yang menyebut kaki. Panjang penajo bervariasi, tergantung besar kecilnya sero. Untuk sero berukuran besar panjang penajo dapat mencapai antara 300-500 meter. Bagian penajo yang dekat dengan badan sero ± 1 / 4 sampai 1/3 dipasang kere-kere dari bambu.
Kamar-kamar sero tersebut pada bagian depannya dipasang pintu-pintu dari kere bambu yang mudah ditutup dan dibuka pada waktu operasi penangkapan.
Di samping bagian-bagian yang disebut penajo, sayap kiri/kanan dan bunuhan masih ada kelengkapan lain yang disebut sisir/ pengiring/pengangsan, sibu-sibu (scoop net).
Metode pengoperasian
Fungsi penajo sangat penting dibanding kedua sayap/ kaki lainnya, sebab ia merupakan suatu penghalang (penghalau) perjalanan ikan. Sifat ikan umumnya berenang menelusuri pantai dan bila berpapasan dengan penajo ia cenderung akan membelok dan berenang menelusuri penajo ke arah tempat yang lebih dalam dan akhirnya terperangkap masuk ke kamar-kamar sero dan terakhir sampai ke bagian bunuhan (crib) dan terperangkaplah. Untuk sero yang dipergunakan di pulau-pulau, pemasangan penajo tidak diletakkan secara tegak lurus dengan pantai tetapi justru sejajar dengan pantai.
Bagian sayap atau kaki yang juga disebut pane atau pani (Sulsel/Sultra), loho (Madura), bibis (Jawa, Jakarta) berfungsi sebagai penghaiang atau tepatnya berfungsi untuk mempercepat jalannya ikan masuk ke dalam badan atau kamar-kamar sero.
Sisir berfungsi membantu, menggiring ikan-ikan dan kamar terdepan ke kamar dibelakangnya sampai bunuhan mati dan akhirnya pengambilan ikan dilakukan dengan jalan menyerok memakai sibu-sibu (serok) dengan cara menyelam atau dari atas permukaan air dengan menggunakan serok bertangkai panjang.
Daerah penangkapan
Pemasangan sero dapat dilakukan di tempat- tempat yang relatif dangkal artinya pada waktu air pasang tergenang air, sedang waktu surut tidak tergenang air dan dalam kesempatan ini sekaligus digunakan untuk mengambil hasil tangkapannya. Hal ini hanya terjadi untuk sero untuk ukuran kecil atau biasa disebut sero kering. Sedangkan untuk sero ukuran sedang lebih-Iebih ukuran besar pemasangannya dapat dilakukan sampai kedalaman antara 10-15 m (sero di Kotabaru, Pegatan).
Hasil penangkapan sero terutama adalah ikan pantai, tetapi sering juga tertangkap ikan-ikan layaran, atau jenis ikan besar lainnya. Untuk daerah-daerah tertentu sero justru untuk menangkap ikan kembung (Pagatan, Tanjung Satai).
Musim penangkapan
Musim penangkapan dari sero ini sepanjang tahun.
Pemeliharaan alat
Pemeliharaan alat tangkap sebaiknya setelah alat dipakai dicuci dengan air tawar, bagian yang rusak diperbaiki, dikeringkan di tempat yang tidak kena sinar matahari secara langsung dan disimpan ditempat yang bersih.
Pengadaan alat dan bahan jaring
Alat dan bahan jaring bisa diperoleh di semua toko perlengkapan nelayan di lokasi terdekat atau bisa dipesan dari pabrik jaring “PT. Arida” di Cirebon atau “PT Indoneptun” di Ranca Ekek Bandung. Distribusi alat sero dapat diketemukan hampir diseluruh daerah perikanan Indonesia. Dilihat dan bentuknya, badan sero itu bermacam-macam, misalnya: segitiga, lonjong, bulat dan berbentuk jantung.
Kisaran harga satuan peralatan
Kisaran harga 1 unit alat tangkap sero Rp. 5,000,000-Rp. 10,000,000.-. Kisaran harga kapal termasuk mesin Rp. 10,000,000-15,000,000.-.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar