Sabtu, 17 September 2011

BioGrafi Carolus Linnaeus

Carolus Linnaeus

Carolus Linnaeus tahun 1775, lukisan oleh Alexander Roslin
Carolus Linnaeus atau Carl (von) Linné (lahir di Älmhult, 23 Mei 1707 – meninggal di Uppsala, 10 Januari 1778 pada umur 70 tahun) adalah seorang ilmuwan Swedia yang meletakkan dasar tatanama biologi. Ia dikenal sebagai "bapak taksonomi modern" dan juga merupakan salah satu bapak ekologi modern.
Linnaeus ialah ahli botani yang paling dihormati pada masanya, dan ia juga terkenal dengan kemampuan bahasanya. Selain menjadi ahli botani, Linnaeus juga ahli dalam zoologi dan adalah seorang dokter.

Biografi

Carolus Linnaeus lahir di Paroki Stenbrohult (sekarang termasuk wilayah administrasi Älmhult), di bagian selatan Swedia. Ayahnya bernama Nils Ingemarsson Linnaeus dan ibunya bernama Christina Brodersonia. Sejak kecil Linnaeus dilatih menjadi seorang anggota gereja yang setia, sebagaimana ayahnya dan kakeknya (dari ibu), namun ia kurang bersemangat mengikuti kegiatan tersebut. Ketertarikannya dalam studi botani sempat membuat seorang dokter dari kotanya terpesona dan ia dikirim untuk bersekolah di Universitas Lund—universitas terdekat, kemudian pindah ke Universitas Uppsala setelah satu tahun.
Dalam masa-masa ini Linnaeus mempunyai keyakinan bahwa dalam benang sari dan putik bunga terkandung dasar-dasar klasifikasi tumbuhan, maka ia menuliskan sebuah makalah singkat pada suatu mata kuliah yang berhasil membuatnya menjadi pembantu profesor. Tahun 1732 Badan Akademik Ilmu Pengetahuan Alam di Uppsala membiayai ekspedisinya untuk meneliti Laplandia. Hasilnya adalah tulisan berjudul Flora Laponica yang dicetak tahun 1737.
Pada tahun 1735 Linnaeus pindah ke Belanda. Di sana ia mendapatkan gelar dokter dari Universitas Harderwijk. Gelar ini ialah satu-satunya gelar akademik yang berhasil didapatkan Linnaeus, dan ia memperolehnya hanya dalam waktu enam hari, termasuk tiga hari mencetak catatan-catatan botaninya dalam bahasa Latin.
Di Belanda Linnaeus bertemu dengan ahli botani Jan Frederik Gronovius dan memperlihatkannya rancangan makalahnya mengenai taksonomi, yang berjudul Systema Naturae. Di dalamnya, penggunaan deskripsi resmi - physalis amno ramosissime ramis angulosis glabris foliis dentoserratis - diganti olehnya menjadi nama genus-species yang ringkas dan akrab pada zaman sekarang - Physalis angulata - dan penggolongan taksa lebih tinggi dibuat secara berurutan. Meskipun sistem ini, tatanama binomial (nomenklatur binomial), dikembangkan oleh Bauhin bersaudara, Linnaeus dapat dikatakan sebagai yang mempeloporinya.

Tanda tangan Carl v. Linné (Carolus Linnaeus)
Pada tahun 1739 Linnaeus menikah dengan Sara Elisabeth Morea di Stockholm. Linnaeus diangkat sebagai profesor dalam bidang kedokteran di Universitas Uppsala pada tahun 1741 dan ia pindah ke sana, tetapi tidak berapa lama kemudian beralih menjadi profesor di bidang botani. Linnaeus meneruskan kerja dalam sistem klasifikasi serta memperluas pula pada Kerajaan (Regnum) Hewan dan Kerajaan Mineral. Pada tahun 1757 ia mendapat gelar kebangsawanan (von) dari Raja Swedia Adolf Fredrik, sehingga dapat menggunakan nama Carl von Linné.
Pada akhir hidupnya, Linnaeus sering menderita sakit, seperti encok dan sakit gigi[1] Ia terkena serangan stroke dua kali, yaitu pada tahun 1774 dan 1776, hingga kehilangan fungsi bagian tubuhnya bagian kanan. Linnaeus meninggal dunia pada 10 Januari 1778 di Uppsala pada suatu upacara di Katedral Uppsala dan kemudian ia dimakamkan di katedral tersebut[2].

Tatanama Linnaeus

Sumbangan utama Linnaeus bagi ilmu taksonomi ialah pembuatan konvensi penamaan organisme hidup yang diterima secara universal dalam dunia ilmiah—karya Linnaeus tersebut menjadi titik awal tatanama biologi. Selain itu, Linnaeus mengembangkan, selama pengembangan besar pengetahuan sejarah alam pada abad ke-18, hal yang sekarang disebut sebagai taksonomi Linnaeus, yaitu sistem klasifikasi ilmiah yang kini digunakan secara luas dalam biologi.
Sistem Linnaeus mengklasifikasikan alam dalam hirarki atau tingkatan-tingkatan, dimulai dengan tiga "kerajaan". Kerajaan dibagi ke dalam Kelas dan masing-masing Kelas terbagi dalam Ordo, yang dibagi dalam Genera (bentuk tunggal: genus), yang dibagi dalam Spesies. Di bawah tingkatan spesies, Linnaeus kadang menyebutkan takson yang tidak diberinya nama (untuk tumbuhan, hal ini sekarang dinamai "varietas").
Linnaeus menamai taksa dengan sesuatu yang mengena pada ciri khusus taksa tersebut. Sebagai contoh, manusia adalah Homo sapiens, tetapi ia juga menyatakan bahwa ada species manusia kedua, Homo troglotydes (bermakna "orang goa", yang ia maksudkan untuk simpanse dan sekarang ditempatkan dalam genus berbeda (bukan Homo) melainkan Pan troglotydes). Kelompok mamalia dinamai berdasarkan kelenjar susu (mammae) karena salah satu definisi karakteristik mamalia adalah bahwa mereka merawat bayinya. (Dari beberapa perbedaan antara mamalia dan hewan lain, Linnaeus lebih memilih hal ini karena pandangannya pada pentingnya keberadaan induk betina.)
Hanya sistem pengelompokan hewan oleh Linnaeus yang masih tetap digunakan hingga kini, dan pengelompokan itu sendiri sudah banyak berubah sejak dicetuskan oleh Linnaeus sebagaimana prinsip-prinsip yang melandasi pengelompokan itu juga banyak berubah. Namun demikian, Linnaeus tetap dianggap berjasa mengembangkan gagasan struktur hirarki klasifikasi yang didasari oleh sifat-sifat teramati. Rincian dasar tentang hal yang dapat dianggap sah secara ilmiah untuk disebut 'sifat teramati' itu sendiri telah berubah seiring bertambahnya pengetahuan (contohnya, DNA yang pada masa hidup Linnaeus tidak dikenal telah terbukti bermanfaat dalam mengklasifikasikan dan menentukan hubungan organisme hidup satu dengan lainnya), namun prinsip-prinsip dasarnya tetap masuk akal.

Senin, 05 September 2011

Kejahatan Baru Israel di Palestina

Kejahatan Rezim Zionis Israel terhadap warga tak berdosa Palestina telah berlangsung lama. Baik dunia Islam maupun masyarakat internasional hingga saat ini masih belum mampu membebaskan bangsa tertindas ini dari penderitaannya. Kejahatan yang nyata-nyata dilakukan oleh Israel hanya mendapat kecaman tanpa adanya upaya menindaklanjutinya.
Penjajah senantiasa melakukan tindakan kejahatan, namun ketika penjajah mendapat dukungan internasional maka ia akan melakukan berbagai kejahatan dan pengerusakan serta tindakan semena-mena lainnya terhadap bangsa yang ia jajah. Kondisi ini kita akan mendapatkannya pada Israel. Rezim Zionis yang menjajah Palestina pada tahun 1948 mulai melakukan pembantaian terhadap rakyat Palestina dan mengusir ratusan ribu warga negara ini.
Sejak saat itu, Israel dengan brutal berupaya memadamkan seruan rakyat Palestina yang menuntut haknya. Dalam usahanya untuk mengintimidasi bangsa Palestina, Israel tak segan-segan melakukan berbagai tindakan keji seperti pembantaian massal, membunuh wanita dan anak-anak, teror dan menangkap warga serta menyiksanya.
Di sisi lain, sikap bungkam organisasi internasional, dukungan Barat terhadap kejahatan Israel serta tindakan mereka yang memakai lembaga dunia untuk menjustifikasi kebrutalan Tel Aviv membuat rezim Zionis kian berani melakukan berbagai kejahatan baru. Baru-baru ini, Koran Aftonbladet, Swedia dalam makalahnya membongkar tindakan keji serdadu Israel terhadap warga Palestina. Mereka bukan hanya terhadap warga Palestina yang masih hidup melakukan tindakan sewenang-wenang, bahkan jenazah mereka pun tak luput dari tindakan aniaya pihak Zionis. Serdadu Israel menurut sumber ini telah melakukan pencurian terhadap organ tubuh warga Palestina dan menjualnya.
Perilisan berita ini bersamaan dengan terbongkarnya sebuah jaringan penyeludupan organ tubuh manusia di AS. Anehnya anggota sindikat tersebut adalah para Rabi Yahudi. Menurut mingguan The American Free Press, sindikat tersebut hanya bagian kecil dari ancaman dunia terkait penyelundupan organ manusia yang berpusat di Palestina pendudukan dan dibiayai oleh Lembaga Keselamatan Nasional Israel.
The American Free Press malah menegaskan bahwa di seluruh dunia anak-anak yang berada di bawah perlindungan program penyelamatan anak yatim mendapat perlakuan keji. Koran ini menyatakan bahwa anak-anak tersebut diculik dan setelah organ penting tubuhnya diambil kemudian jenazahnya dibakar. Tindakan di luar prikemanusiaan ini hanya bisa dilakukan oleh mereka yang sudah biasa melakukan kejahatan dan tindakan kejam lainnya. Di sisi lain, seorang veteran perwira Israel yang didakwa melakukan penyelundupan organ manusia mengaku bahwa Israel memanfaatkan organ tersebut untuk pasien mereka dan seluruh biaya transaksi dengan sindikat penyelundup dibiayai oleh lembaga keselamatan nasional Israel. Hal ini diungkapkannya dalam persidangan di pengadilan Brazil.
Setelah terbongkarnya sindikat kaum Rabi Yahudi yang menyelundupkan organ manusia, Wartawan Koran Aftonbladet, Donald Bostrom kemudian mencetak makalahnya terkait hal ini. Informasi yang dimiliki Bostrom terkait kekejian Israel sebelumnya ia tulis dalam sebuah buku. Dalam makalahnya yang bertajuk "Mereka Mencuri Organ Tubuh Anak-anak Kita" Bostrom menulis, Israel menculik pemuda Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Setelah membunuh pemuda tersebut dan mengambil organ tubuhnya kemudian Israel menyerahkan jenazah para pemuda Palestina kepada keluarganya. Menurut Bostrom, tindakan keji ini dilakukan atas perintah mantan perdana menteri Israel, Ehud Olmert sejak awal 1990. Namun yang benar adalah Israel telah melakukan pencurian organ tubuh warga Palestina sejak Intifadah pertama tahun 1988.
Bostrom menekankan, ia telah melakukan wawancara terhadap 20 keluarga syuhada Palestina yang menegaskan bahwa kemungkinan Israel melakukan pencurian terhadap organ tubuh para syuhada sangat besar. Bostrom mengaku menyaksikan sendiri kasus pencurian ini. Dalam makalahnya ia menyebutkan nama pemuda yang menjadi korban kebuasan Israel. Ia menulis Bilal Ahmed Ghanem adalah pemuda Palestina yang dilukai serdadu Israel pada tahun 1992 dan diangkut ke tempat yang tak diketahui serta jenazahnya kemudian diserahkan serdadu Israel kepada keluarganya. Pada saat penyerahan tersebut di tubuh Ghanem di bagian perut terlihat sebuah jahitan. Tak hanya sampai di situ, serdadu Israel malah meminta uang sebesar 1300 dolar karena telah mengembalikan jenazah Ghanem. Bostrom saat itu sempat mengambil gambar dari tubuh Ghanem dan mempublikasikannya.
Bilal Ahmed Ghanem bukan satu-satunya korban penjualan organ tubuh manusia. Khaled dan Raed dua syuhada Palestina lainnya juga mengalami hal serupa. Dalam wawancaranya dengan Bostrom, keluarga Khaled dan Raed menekankan bahwa Israel mencuri organ tubuh anak-anak mereka. Mereka juga menegaskan bahwa Israel meminta tebusan atas jenazah Khaled dan Raed. Saudara seorang anak perempuan Palestina yang berusia 15 tahun menekankan, serdadu Israel membawa saudarinya yang tengah terluka dan kemudian menyerahkan jenazahnya dalam keadaan organ tubuhnya kosong.
Rabi Rozenbaum di AS yang didakwa melakukan praktek penjualan ginjal orang-orang Palestina telah ditangkap dan mengaku membeli ginjal tersebut di Palestina pendudukan dengan harga dua ribu dolar dan kemudian menjualnya di AS dengan harga 160 ribu dolar. Fenomena ini menunjukkan bahwa Israel tengah menjalankan siasat keji terhadap rakyat Palestina yang hingga kini dampaknya masih belum jelas. Meski demikian, seperti yang sudah-sudah Israel tetap membantah laporan Koran Aftonbladet. Israel juga tak malu-malu menuntut permintaan maaf koran ini.
Donald Bostrom dalam wawancaranya dengan Press TV menekankan, makalahnya ia tulis berdasarkan kesaksiannya sendiri dan pernyataan anggota keluarga korban. Tudingan Israel terhadap Koran Aftonbladet adalah tudingan seperti biasanya yaitu anti-Yahudi. Para pemimpin Israel senantiasa menampilkan setiap kritik atas kejahatan Rezim Zionis sebagai permusuhan terhadap rezim ini. Rezim Zionis juga tak segan-segan memaksa penentangnya untuk diam.
Direksi Koran Aftonbladet, Jen Hellin dalam reaksinya atas tuntutan pemimpin Israel mengatakan, "Saya sangat menyesalkan sikap petinggi Israel yang berusaha menghapus masalah ini dengan menyebarkan klaim tak berdasar serta propaganda menggelikan dan membesar-besarkan isu anti-zionis. Makalah ini sepenuhnya bukan anti-Yahudi, namun hanya mengungkap tindakan keji serdadu Israel". Meski demikian, Israel ternyata tidak berhenti sampai di situ. Rezim penjajah ini kemudian menuding pemerintah Swedia terlibat dalam masalah ini. Sikap tegas pemerintah Swedia yang menolak meminta maaf kepada Israel membuat Tel Aviv untuk sementara menunjukkan sikap yang lunak. Pemerintah Swedia menyebut kasus Koran Aftonbladet adalah salah satu dari masalah kebebasan pers.
Di balik sikap lunak Israel ternyata rezim ini melakukan tindakan balasan dengan melarang masuknya wartawan Koran Aftonbladet ke Jalur Gaza. Berdasarkan jajak pendapat sebuah koran Swedia, 65 persen warga negara ini menolak pemerintahannya menyampaikan permintaan maaf kepada Israel. Meski Koran Aftonbladet demi memperlihatkan tugasnya sebagai media dengan membongkar sejumlah kecil kejahatan Israel terkait penjualan organ tubuh warga Palestina oleh Israel, namun seperti biasanya media massa Barat tidak mereaksi berita penting ini.
Media massa Barat memiliki kebijakan sendiri dengan tidak meliput kejahatan Israel terhadap bangsa Palestina, namun sebaliknya akan meliput luas berita yang memojokkan rakyat tertindas Palestina. Kasus penjualan organ tubuh rakyat Palestina dan warga tak berdosa lainnya di dunia ternyata juga tidak direaksi penuh oleh media negara-negara Islam dan Arab. Kini tindakan tak manusiawi Israel dapat disebut keburukan terbesar Rezim Zionis. Sampai-sampai Donald Bostrom optimis bahwa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Belanda akan menyelidiki masalah ini. Namun demikian harapan ini bisa terwujud jika negara-negara Islam juga bertindak.
Apa yang dibongkar Koran Aftonbladet adalah kejahatan Israel hingga tahun 1992. Adapun selanjutnya Israel terus melanjutkan praktek pencurian organ tubuh para syuhada Palestina. Oleh karena itu penting dibentuk komisi internasional untuk menindaklanjuti serta menyelidiki kasus ini. Komisi diharapkan mampu menyeret para petinggi Israel dan sindikat penjualan organ tubuh para syuhada Palestina ke pengadilan kriminal internasional untuk menerima ganjarannya.

Mahmud Ahmadinejad

Mahmud Ahmadinejad atau bisa dibaca Ahmadinezhad (bahasa Persia: محمود احمدی‌نژاد ; lahir di Aradan, Iran, 28 Oktober 1956; umur 54 tahun[2][3]) adalah Presiden Iran yang keenam dan memperoleh 61.91% suara pemilih pada pilpres Iran tanggal 24 Juni 2005. Jabatan kepresidenannya dimulai pada 3 Agustus 2005. Ia pernah menjabat walikota Teheran dari 3 Mei 2003 hingga 28 Juni 2005 waktu ia terpilih sebagai presiden. Ia dikenal secara luas sebagai seorang tokoh konservatif yang sangat loyal terhadap nilai-nilai Revolusi Islam Iran, 1979.

Biografi

 Keluarga

Lahir di daerah desa pertanian Aradan, dekat Garmsar, sekitar 120 kilometer arah tenggara Teheran. Dia merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara, berasal dari keluarga Syiah. Orang tuanya,seorang Tukang Besi, Ahmad Saborjihan, memberi nama Mahmud Saborjihan saat lahir. Dia menggunakan nama tersebut hingga sebuah keputusan besar mendorong keluarganya untuk hijrah ke Teheran pada paruh kedua tahun 1950-an. Di Teheran, ayahnya mengubah namanya menjadi Mahmud Ahmadinejad sebagai isyarat religiusitas dan semangat mencari kehidupan yang lebih baik, karena Saborjihan dalam bahasa Parsi berarti pelukis karpet, pekerjaan yang jamak dilakukan di sentra karpet seperti Aradan, sedangkan Ahmadinejad berarti ras yang unggul, bijak dan paripurna.[2]

 Pendidikan

Dia lulus dari Universitas Sains dan Teknologi Iran (IUST) dengan gelar doktor dalam bidang teknik dan perencanaan lalu lintas dan transportasi.
Pada tahun 1980, dia adalah ketua perwakilan IUST untuk perkumpulan mahasiswa, dan terlibat dalam pendirian Kantor untuk Pereratan Persatuan (daftar-e tahkim-e vahdat), organisasi mahasiswa yang berada di balik perebutan Kedubes Amerika Serikat yang mengakibatkan terjadinya krisis sandera Iran.

Bergabung dengan Imam Khomeini

Pada masa Perang Iran-Irak, Ahmedinejad bergabung dengan Korps Pengawal Revolusi Islam pada tahun 1986. Dia terlibat dalam misi-misi di Kirkuk, Irak. Dia kemudian menjadi insinyur kepala pasukan keenam Korps dan kepala staf Korps di sebelah barat Iran. Setelah perang, dia bertugas sebagai wakil gubernur dan gubernur Maku dan Khoy, Penasehat Menteri Kebudayaan dan Ajaran Islam, dan gubernur provinsi Ardabil dari 1993 hingga Oktober 1997.

Walikota Teheran

Ahmadinejad lalu terpilih sebagai walikota Teheran pada Mei 2003. Dalam masa tugasnya, dia mengembalikan banyak perubahan yang dilakukan walikota-walikota sebelumnya yang lebih moderat dan reformis, dan mementingkan nilai-nilai keagamaan dalam kegiatan-kegiatan di pusat-pusat kebudayaan. Selain itu, dia juga menjadi semacam manajer dalam harian Hamshahri dan memecat sang editor, Mohammad Atrianfar, pada 13 Juni 2005, beberapa hari sebelum pemilu presiden, karena tidak mendukungnya dalam pemilu tersebut.
Presiden Mohammad Khatami pernah melarangnya menghadiri pertemuan Dewan Menteri, suatu hak yang biasa diberikan kepada para walikota Teheran. Hal ini dikarenakan pada waktu Khatami menuju Universitas Teheran, Khatami terjebak macet. Khatami mengkritik Ahmadinejad yang saat itu menjabat walikota Teheran. Namun bukannya tergesa-gesa membereskan masalah tersebut, Ahmadinejad justru berkata: "Bersyukurlah karena presiden kita telah merasakan kehidupan rakyatnya yang sesungguhnya". Namun Ahmadinejad tetap santai menghadapi larangan tersebut.

Sebagai Presiden Iran

Setelah dua tahun sebagai walikota Teheran, Ahmadinejad lalu terpilih sebagai presiden baru Iran. Tak lama setelah terpilih, pada 29 Juni 2005, sempat muncul tuduhan bahwa ia terlibat dalam krisis sandera Iran pada tahun 1979. Iran Focus mengklaim bahwa sebuah foto yang dikeluarkannya menunjukkan Ahmadinejad sedang berjalan menuntun para sandera dalam peristiwa tersebut, namun tuduhan ini tidak pernah dapat dibuktikan.

Kontroversi

Kutipan pernyataannya dalam sebuah pertemuan di hadapan para mahasiswa pada 26 Oktober 2005 dari pernyataan Ayatollah Khomeini yang menyerukan agar Israel "dihapus dari peta dunia" memicu kontroversi. Selain, menuai kecaman dari berbagai pemimpin dunia, termasuk Presiden Shimon Peres. Peres bahkan membalas dengan menuntut agar Iran dikeluarkan dari keanggotaan di Perserikatan Bangsa-bangsa.
Pernyataan yang kontroversial ini diulang kembali pada 14 Desember 2005. Saat itu, ia berkata bahwa Holocaust (peristiwa pembantaian terhadap kaum Yahudi oleh rezim Nazi pada masa Perang Dunia II) hanyalah sebuah mitos yang digunakan bangsa Eropa untuk menciptakan negara Yahudi di jantung dunia Islam. Ia juga sempat menyelenggarakan konferensi tentang Holocaust.
Sementara, kritik dalam negeri mengenai kebijakan domestik dan luar negeri terus mengalir deras. Kritik datang dari tokoh ulama besar Ayatollah Hossein Ali Montazeri. Merujuk retorika Ahmadinejad terhadap Amerika Serikat, Montazeri menyatakan bahwa sangat perlu bertindak logis terhadap musuh dan tidak memprovokasi. Bagi Montazeri, ekstremisme tidak berbuah baik untuk rakyat.
Iran menegaskan bahwa pengembangan teknologi nuklir merupakan hak yang tidak bisa disangkal meskipun Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menuntut Iran untuk menghentikan program pengayaan uranium. Ahmadinejad mendapat kritikan dari kalangan konservatif maupun reformis mengenai kebijakan ekonominya dan cara dia menangani isu nuklir Iran.

Keturunan Yahudi

Sebuah artikel pada koran Inggris, The Daily Telegraph yang diterbitkan pada tanggal 3 Oktober 2009, menampilkan foto Mahmud Ahmadinejad yang diambil selama pemilu Iran. Dalam foto itu terlihat ia sedang menunjukkan surat identitasnya dengan nama keluarga sebelumnya "Sabourjian", "nama Yahudi terkenal di Iran".[4] Artikel tersebut mengklaim bahwa Sabourjian berarti "penenun dari Sabour," nama untuk tallit Yahudi di Persia. Artikel itu juga mengklaim bahwa keluarganya masuk Islam dan mengubah nama keluarga setelah Ahmadinejad lahir. Artikel tersebut mengutip seorang ahli yang mengatakan bahwa akar Yahudi Ahmadinejad, jika benar, akan menjelaskan kebencian terhadap Yudaisme dan Israel: "Setiap keluarga yang berpindah ke agama yang berbeda mengambil identitas baru dengan mengutuk iman lama mereka."
Namun, menurut para ahli Iran yang diwawancarai oleh Guardian, "tidak ada makna semacam itu untuk kata 'sabour' dalam salah satu dialek Yahudi Persia, juga tidak berarti selendang doa Yahudi di Persia," nama itu sebenarnya berarti "pelukis benang," leluhur Ahmadinejad diketahui sebagai Muslim, dan kerabat Ahmadinejad mengatakan dia mengadopsi nama baru pada saat pindah ke Teheran, untuk menghindari diskriminasi berdasarkan akar pedesaannya.

Spider _Relaku pujuk

Intro    Bm   F#   G   D   A   Bm
F#   G

Bm                A                     D
Ku dikejar bayang-bayang resah
       Em           F#               Bm
Bila hatimu masih tak berubah
             Em   A             Bm  G
Enggan dipunya dan dipenjara
     A                   D    F#
Belaian cintaku ini


Bm                A               D
Aku bukan lelaki yang tewas
        Em                   F#            Bm
Bisa menyambar walau ku ditolak
       Em A          Bm    G
Biar diuji kanan dan kiri
        A                       D
Kau kan tetap ku miliki…


Chorus

D                F#               Bm
Tiada lafaz yang lebih agung
    A               D            F#
   A
Kalimah cintamu yang ku tunggu-tunggu
D             F#                     Bm
Biar jasadku yang menanggung
      A               D         F#     Bm    F#
Permainan darimu relaku pujukBm                 A              D
Janganlah kau salahkan aku
          Em               F#               Bm
Terus memburu menawan cintamu
        Em   A        Bm    G
Aku percaya sedikit masa
        A                        D
Kau kecundang akhirnya…


Solo   F#   Bm   A   D   F#   Bm   A


Em               A                    D              Bm
Usahlah kau bersedih di hadapanmu aku hadir
          Em                   A              F#        Bm
Memadam resah dan curiga dari hatimu oh..oh…
Em           A            D                     Bm
Apakah kali ini bisa kau tolak dan berlari
       Em                             F#      A
Setelah aku menanamkan azimatku…